Dari SarapanPagi.org
PART 1
MATIUS 3:
(16) Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, (17) lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.”
LUKAS 9:
(34) Sementara ia berkata demikian, datanglah awan menaungi mereka. Dan ketika mereka masuk ke dalam awan itu, takutlah mereka. (35) Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata: “Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia.”
Orang2 awam biasanya bingung atas ayat2 di atas, dan bertanya : Jika Bapa dan Yesus Kristus adalah Satu, mengapa mereka bisa bercakap2 seakan ada 2 pribadi yang terpisah?
Namun…. sadarkah kita bahwa Bapa selalu hadir hanya dalam bentuk suara di dalam Alkitab?
Dan Yesus menggambarkan Bapa sebagai Kehendak, Pikiran, dan Perkataan.
Bapa adalah Rupa Allah yang berupa Hukum, Perintah, Pikiran, Kehendak.
Bapa tidak bisa dilihat karena berupa perkataaan, perasaan, kehendak, dan pikiran/ide.
Namun Hukum dan Perkataan itu amat berkuasa, sebagaimana hukum negara dimana semua warga harus tunduk dan terikat, juga hukum alam dimana semua isi alam terikat.
Barangsiapa yang melanggar Hukum/KehendakNya, mempunyai konsekuensi yang buruk.
Karena Bapa adalah sumber hidup, maka barangsiapa yang melanggar Dia, mereka akan terputus dari hidup atau akan mati.
Itulah Bapa!
Bapa adalah Emosi/Hati Allah dan Pusat/Otak Allah, maka Bapa tidak bisa dilihat.
Bapa dikenal sebagai Hati Allah atau Suara Allah.
Seperti Yesus katakan:
Yohanes 1:18
Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
Tapi Bapa tidak sendiri, Bapa mempunyai pribadi yang lahir/timbul dari diriNya sendiri.
Tanpa sebuah pribadi, Allah tidak bisa berbuat apa2.
Seperti hukum tanpa penegak hukum, adalah mati.
Bapa ada di dalam sebuah Pribadi yang terlahir/keluar dari padaNya, sehingga disebutNya AnakKu, atau Anak Allah.
Anak Allah menurunkan/mewarisi kuasa, hikmat, martabat, apapun yang dimilki Bapa.
Apapun yang ada pada Bapa, maka ada pada Anak.
Tapi kelahiran Anak tidak bisa ditentukan waktunya, karena Anak ada semenjak Bapa ada.
Pada saat Bapa ada, maka Anak ada.
Bapa ada pada saat kekal, maka Anak pun sudah ada dalam kekal
Bahkan, tidak ada Bapa, jika tidak ada Anak, karena Bapa dan Anak adalah Satu sejak mula.
Oleh karena Anak, maka Bapa menjadi nyata, dan bisa dilihat.
YOHANES 1:
(1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. (2) Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
Tanpa Bapa, Anak tidak akan lahir, namun tanpa Anak, Bapa tidak akan nyata.
Anak hidup oleh Bapa, dan Bapa hidup oleh Anak.
Alasan Anak untuk hidup adalah Bapa, karena Bapa menghidupkan/menggerakkan Anak oleh kehendakNya.
Dan oleh hidup Sang Anak, maka Bapa hidup atau bisa berkarya, karena melalui Anak saja maka Bapa bisa berbuat apa yang dikehendakiNya untuk menguasai alam semesta.
Hal ini saya sadari dan buktikan, ketika saya bekerja untuk ibu saya.
Alasan saya mempertahankan usaha kami karena ibu saya, dan ibu saya tidak bisa meneruskan usaha tanpa saya, dan segala usaha ini adalah milik kami bersama.
Tanpa ibu saya, maka saya tidak mempunyai semangat dan arah dalam usaha ini.
Tanpa saya, maka ibu saya tidak mempunyai tenaga mengusahakannya, dan tidak mempunyai kesenangan, karena kesenangan ibu saya adalah bila usaha ini berguna untuk saya.
Apalagi Bapa dan Anak Allah, yang sejatinya adalah Satu!
Tidak ada pertentangan dan egoisme di dalamnya, semua usaha Allah digerakkan oleh kasih antara Bapa dan Anak.
Jadi bagaimana menjelaskan ayat dalam Matius 3 dan Lukas 9 di atas?
Seperti sebuah kata2 di atas kertas sebenarnya mempunyai bunyi, makna, dan jiwa.
Demikian juga Hukum2 dan Kata2 Allah yang tertulis atau tersimpan di dalam hati.
Kata2 itu sebenarnya adalah Perkataan/Suara, yang bisa dibaca dan didengar.
Pada saat Yesus Kristus yang suci dan mulia muncul di hadapan Israel, maka Hukum2 dan Kitab2 Taurat yang adalah isi hati Bapa, bersorak bersama2 : Inilah Dia!!!!
Jadi jangan dibayangkan Bapa adalah Allah yang berdiri sendiri di sorga, sedangkan Yesus dianggap Allah yang terpisah di bumi, sehingga sekan2 Allah ada dua… Salah besar!
Yang harus dipahami : Bapa adalah Hati Allah yang bisa bersuara, dan suara tidak mempunyai sosok. Bapa adalah Suara/Hukum Allah, yang dulu hadir dalam loh batu.
Lalu yang manakah Allah, Bapa atau Yesus?
Yesus itulah Sosok Diri Allah yang sebenarnya, dan Bapa adalah Sumber/Pusat HidupNya.
Hukum Taurat bisa dikatakan adalah Bapa, karena Bapa adalah suara/isi hati Allah yang tidak terlihat.
Tidak ada seorang yang sempurna dalam Hukum Taurat, tidak ada yang sempurna dalam memenuhi kehendak/hati Bapa, sehingga Bapa bungkam/diam beribu2 tahun dalam kedukaan………….sampai dengan Yesus Kristus muncul di dunia.
Saat Yesus muncul, Hukum Taurat hidup secara sempurna dalam diriNya.
Segala yang dikehendaki Bapa terlaksana oleh Dia.
Siapakah Dia?
Dialah Anak Allah yang pada mulanya memang “Ada” atau ‘Lahir” untuk melaksanakan apapun kehendak Bapa.
Ketika Bapa ingin menyelamatkan manusia yang berdosa, tidak ada satu pun yang tepat dan sempurna dapat melaksanakan misi itu selain DiriNya Sendiri di dalam Anak.
Karena dari dulu dan sampai selama2nya, hanya Anak yang bisa melakukan kesempurnaan ilahi, maka hanya Anak yang mampu menyelamatkan manusia.
Karena pelanggaran manusia mengakibatkan maut/kematian karena terputus dari hati Bapa, maka Bapa harus memutuskan tali/ikatan/hukum maut itu.
Hukum Maut hanya terlepas bilamana Hukum Taurat dilaksanakan dengan sempurna, karena jika Hukum Taurat dilaksanakan sempurna akan menghasilkan hidup, dan bila tidak sempurna akan menghasilkan maut.
Karena di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna, maka selamanya maut itu berkuasa.
Tetapi karena Anak Yang Sempurna menjalankan Hukum/Kehendak Bapa dengan sempurna maka Hukum Taurat terpenuhi dan Anak memperoleh imbalannya yaitu Hidup.
Dan Hidup yang diperolehNya, diberikanNya kepada manusia yang dikasihiNya.
Anak Allah melepaskan hidup kekalnya di sorga, untuk mati di dunia.
Tapi karena kesempurnaanNya, Anak Allah layak memperoleh hidupNya kembali.
HidupNya yang ‘kedua’ atau disebut ‘kebangkitan’ adalah hidup yang diperoleh karena jasaNya atau pengorbananNya, sedangkan hidupNya ‘dulu’ dimiliki secara otomatis.
Hidup yang pertama adalah karena persekutuanNya dengan Bapa, tapi hidup yang kedua adalah karena persekutuanNya dengan manusia.
Dan manusia2 yang bersekutu dengan kematianNya, akan bersekutu dalam kuasa kebangkitanNya, yaitu hidup kekal.
Roma 6:5
Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.
Apakah kesimpulannya?
Artikel ini kiranya boleh menolong kita mengerti dan mendapat gambaran sedikit tentang Bapa dan Anak sebagai Allah.
Banyak orang tidak percaya Tritunggal karena gagal memahami kedalaman sosok Allah.
Padahal jika kita mengenal Bapa sebagai Pusat/Otak/Hati dan Anak sebagai Wujud/Rupa dari Allah, maka Tritunggal itu adalah suatu keindahan yang ajaib dan luar biasa;
Banyak orang berpikir/merasa tahu bagaimana Allah itu, yah mungkin sebagai Zat atau Kuasa MahaDahsyat, dengan berjuta2 gambaran, namun semuanya hanya menjadi ketidakpastian karena berdasarkan ‘saya pikir’, ‘saya rasa’, ‘katanya’.
Berbeda dengan Yesus Kristus, karena Dia secara utuh menggambarkan Allah.
Tidak perlu lagi ‘katanya’ atau ‘saya pikir’, tapi Yesus berkata : Lihatlah Ini Aku!
Yesus Kristus adalah Anak Allah yang merupakan bagian dari Allah sendiri.
Bapa ada di dalam segala aspek hidupNya, atau tepatnya Bapalah yang hidup dalam Dia.
Baik rupaNya, pikiranNya, perasaanNya, perkataanNya, perbuatanNya, semua adalah perbuatan Bapa sendiri.
Jadi Allah Tritunggal itu sangat mungkin, bahkan harus nyata.
Asal kita memperoleh hikmat untuk mengertinya, dan semua itu diperoleh hanya karena bilamana kita percaya kepada Dia.
Hal tersebut mustahil bisa dipahami orang2 yang tidak percaya kepada Tuhan Yesus.
Kiranya engkau percaya kepada Allah Tirtunggal di dalam nama Yesus Kristus Tuhan.
Part 2
YOHANES 12 :
(28) Yesus : “Bapa, muliakanlah nama-Mu!” Maka terdengarlah SUARA DARI SORGA : “Aku telah memuliakan-Nya, dan Aku akan memuliakan-Nya lagi!” (29) Orang banyak yang berdiri di situ dan mendengarkannya berkata, bahwa itu bunyi guntur. Ada pula yang berkata: “Seorang malaikat telah berbicara dengan Dia.” (30) Jawab Yesus: “Suara itu telah terdengar bukan oleh karena Aku, melainkan oleh karena kamu.
(44) Yesus berseru kata-Nya: “Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku, tetapi kepada Dia, yang telah mengutus Aku;(45) dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku. (47) Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, AKU TIDAK MENJADI HAKIMNYA, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya. (48) Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada HAKIMNYA, YAITU FIRMAN YANG TELAH KUKATAKAN, itulah yang akan menjadi HAKIMNYA PADA AKHIR ZAMAN.
Pengertian dalam bagian ayat2 tersebut adalah :
1. Bapa mendengarkan semua perkataan Yesus dan selalu sepakat, apapun yang dikatakan oleh Anak Allah, sebab semua yang dikatakan Anak Allah selaras dengan kehendak Suara Hati Allah/Bapa.
2. Bapa adalah Suara Hati Allah, Bapa tersembunyi di dalam Roh/Sorga dan tidak bisa dilihat oleh siapapun. Tidak semua orang dapat karunia untuk mendengar arti suaraNya, sebagian orang hanya mendengar Suara Itu seperti Guntur.
3. Suara itu diperdengarkan untuk murid2Nya supaya percaya kepada perkataan Yesus. Bapa memperdengarkan suaraNya bukan untuk Yesus, karena Yesus sendiri selalu mengetahui/mendengar Suara Allah, karena Bapa ada di dalam diriNya.
4. Bapa mengkonfirmasi bahwa perkataan Yesus adalah perkataan Bapa juga, yaitu Firman Allah. Maka barangsiapa percaya perkataan Yesus berarti percaya kepada Allah, dan barangsiapa yang tidak percaya perkataan Yesus maka mereka berarti tidak percaya kepada Allah.
5. Bapa adalah Suara yang tidak bisa didengar, maka barangsiapa yang mau melihat/bertemu Allah, maka mereka harus bertemu Yesus Kristus. Karena barangsiapa yang melihat Yesus Kristus, maka mereka telah melihat Bapa. Namun barangsiapa yang tidak percaya telah melihat Bapa saat melihat Yesus, maka berarti mereka orang2 buta dan orang2 yang tidak mengenal Allah.
6. Tapi jika Yesus adalah Allah, mengapa Dia katakan di ayat tersebut bahwa bukan Dia yang menjadi hakim atas manusia di akhir zaman? Coba perhatikan ayat2 lain berikut ini:
Yohanes 5:22
Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak,(23) supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia.
Yohanes 5:30
Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.
Yohanes 8:16
dan jikalau Aku menghakimi, maka penghakiman-Ku itu benar, sebab Aku tidak seorang diri, tetapi AKU BERSAMA DENGAN DIA yang mengutus Aku.
Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa :
1. Penghakiman Akhir berdasarkan perkataan dari Yesus Kristus/Anak Allah, yaitu Sang Firman. Karena semua perkataan Anak adalah perkataan Bapa, yaitu Firman Allah. Dan karena Bapa sebagai Hukum Allah, telah dibenarkan/ditegakkan/digenapi oleh Yesus Kristus, sehingga Sang Anak berhak/layak membenarkan atau menyangkal siapapun di hadapan Bapa.
2. Tetapi sebagai Anak, Yesus tidak membenarkan diriNya sendiri, melainkan Bapa/Hukum2 Allah yang membenarkan Dia. Yesus adalah Sang Kebenaran karena Dia terbukti benar di hadapan Bapa/Hukum2 Allah.
3. Dalam pengadilan akhir, semua dihakimi dan dinyatakan bersalah oleh Bapa/Hukum2 Allah. Ya, Bapalah yang menghakimi dan menghukum semua manusia, menurut perkataan/firman yang diucapkan Yesus Kristus, karena perkataan Anak adalah perkataan Bapa. Dari situ terbukti nyata bahwa semua manusia berdosa dan patut binasa, karena tidak seorang pun dapat sempurna di hadapan Hukum2 Allah.
4. Namun, Anak Allah datang/ada untuk menyelamatkan orang2 percaya. Bilamana semua orang dinyatakan bersalah dan binasa, maka Anak akan hadir untuk membenarkan atau menyangkal manusia di hadapan Bapa. Sebagaimana Dia dulu dibenarkan oleh Bapa, maka Anak akan membenarkan orang2 yang percaya kepada Dia.
Sebagaimana dulu Anak tidak membenarkan diriNya sendiri melainkan percaya kepada Bapa, maka Anak membenarkan orang2 yang tidak membenarkan dirinya sendiri malainkan percaya kepada Anak.
Demikian semua ayat digenapi…. bahwa Anak tidak menghakimi tapi Dia berkuasa membenarakan/menyelamatkan atau menyangkal/membinasakan semua manusia di hadapan Bapa/Hukum Allah.
MATIUS 10:
(32) Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga. (33) Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga.”
Maka dikatakan, Dia adalah batu sandaran/batu penjuru bagi orang2 yang percaya kepada Dia, tapi Dia juga menjadi batu sandungan bagi orang2 yang tidak percaya kepadaNya.
1 Petrus 2:7
Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: “Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan.”
Dan dikatakan juga oleh Petrus bahwa semua orang percaya pun hampir2 tidak selamat, karena semua akan dihakimi Bapa dan dinyatakan bersalah dan patut binasa. Namun oleh kebenaran dan pembenaran Anak Allah lah, maka seseorang atau kita baru bisa diselamatkan dari hukuman kekal/neraka.
1 Petrus 4:
(17) Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah? (18) Dan jika orang benar hampir-hampir tidak diselamatkan, apakah yang akan terjadi dengan orang fasik dan orang berdosa?
2 Korintus 1:
(9) Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati. (10) Dari kematian yang begitu ngeri Ia telah dan akan menyelamatkan kami: kepada-Nya kami menaruh pengharapan kami, bahwa Ia akan menyelamatkan kami lagi,
Oleh Dia/Anak Allah/Yesus Kristus, maka ada kehidupan kekal, sehingga Dia katakan :
Yohanes 14:6
Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Kiranya engkau segera bertobat dan percaya kepada Sang Firman, Anak Allah, Yesus Kristus Tuhan. Dan percaya, bahwa Allah Tritunggal di dalam Bapa – Anak – Roh Kudus, KetigaNya Yang Esa.